Follow My Twitter

Minggu, 10 Februari 2013

Garuda Gemilang, Animasi 3D Pertama Sepakbola Indonesia

13441737081191411483
Salah satu faktor kebangkitan sepakbola Jepang tak bisa dipungkiri adalah terciptanya tokoh kartun / anime Captain Tsubasa. Sebuah karya komik manga yang konon telah menginspirasi Francesco Totti, Hidetoshi Nakata, Fernando Torres, Cristian Vieri, Zinedine Zidane dan nama-nama besar lainnya untuk memilih sepakbola sebagai karir mereka.
Di negerinya, kisah Tsubasa adalah inspirasi masyarakat Jepang untuk mencandui sepakbola. Kisahnya yang tidak hanya berputar pada urusan permainan, tetapi juga bagaimana sepakbola secara luas berjalan memberi inspirasi besar pada orang Jepang untuk mencintai permainan ini. “Kami telah menguasai segalanya, mulai dari teknologi sampai ekonomi, kini saatnya kami bergaul dengan dunia lewat sepakbola,” ujar Saburo Kawabuchi, Ketua J-League periode pertama 1991-2002 pada sambutannya saat meresmikan liga professional pertama di Asia itu.
Lewat komik ini pulalah, Jepang memperkenalkan sepakbola mereka pada masyarakatnya dan dunia. Melalui karakter yang juga dikenal di banyak negara sejak era 1980an ini juga tim nasional Jepang membangun rasa cinta yang besar pada masyarakatnya terhadap Sepakbola. Manga anime ciptaan Yoishi Takahashi ini bahkan sempat disebut-sebut sebagai inspirasi terbesar tim Samurai Biru pada perhelatan Piala Dunia 2002 di kandang mereka. “Keberhasilan menembus babak kedua adalah berkat kerjasama tim, bangsa Jepang dan Kapten Tsubasa!” tegas kapten tim saat itu pada pers internasional saat merayakan keberhasilan mereka lolos ke babak kedua melawan Turki.
Selain Captain Tsubasa, komik lain yang juga memberi inspirasi terhadap kebangkitan sepakbola Jepang adalah manga Shoot!. Berbeda dengan Captain Tsubasa yang menceritakan mimpi Tsubasa tampil di Piala Dunia, manga Shoot! lebih jauh bisa menggambarkan bagaimana sistem pembinaan sepakbola di Jepang. Shoot! menampilkan turnamen sepakbola SMA Jepang dengan mengetengahkan tim sepakbola SMA Kakegawa dalam memperjuangkan ambisi mereka merebut tahta juara kompetisi sepakbola SMA seluruh Jepang. Dari sini kita sudah mulai bisa memahami kalau sistem pembinaan sepakbola dan juga olahraga lain seperti baseball (bisa dilihat dalam manga “Pitcher”) Jepang beranjak dari sekolah, bukan akademi. Di Eropa, pembinaan sepakbola dilakukan oleh akademi yang dimiliki klub sepakbola, misalnya yang terkenal menghasilkan banyak pemain top Youth Academy milik Ajax dan Barcelona.
Sebaliknya di Indonesia, meski sepakbola dikenal sebagai olahraga yang digemari hampir sebagian besar rakyat, tak ada satupun yang mampu menciptakan tokoh imajinasi yang bisa dijadikan contoh untuk membangkitkan semangat mencintai sepakbola, lebih dari sekedar permainan belaka. Memang, belakangan ini di salah satu stasiun televisi nasional sering ditayangkan sinetron bertema sepakbola, “Tendangan Si Madun”. Sayangnya, sinetron yang dibintangi oleh Yusuf Mahardhika, kapten timnas U-14 ini melenceng jauh dari konsep pembinaan sepakbola. Yang dikedepankan dalam sinetron ini malah unsur komedi (yang garing) dan imajinasi kekerasan pada anak-anak.Jika pun anak-anak suka menontonnya, itu tak lebih dari adanya bumbu ‘jurus-jurus sepakbola’, yang mana sangatlah mustahil terdapat dalam realita sepakbola itu sendiri.
Beruntunglah Indonesia masih punya seorang animator yang juga pecinta sepakbola. Lewat tangan dingin Gaga Anugrah Pangabean dan studio KITA, terciptalah tokoh animasi 3D bernama Garuda Gemilang. Dalam sinopsisnya diceritakan, Garuda Gemilang adalah seorang anak kecil berumur 10 tahun. Karena himpitan ekonomi, maka si Gilang (panggilan akrab Garuda Gemilang) terpaksa untuk berjalan kaki setiap hari dari rumah. Karena tidak memiliki mainan lain selain bola kesayangan nya, maka dia pun setiap berangkat dan pulang sekolah selalu berlari sambil mendribble bola, sehingga dia sudah terbiasa membawa bola di antara kakinya. Ditemani oleh ayah nya, dan 3 orang teman setia nya, cerita serial animasi ini membawa kita melihat perjuangan Gilang untuk masuk Tim Nasional Indonesia, sebuah cita-cita utamanya.
Melalui serial animasi 3D ini, Gaga Pangabean berharap bisa menanamkan dan membakar semangat anak-anak kecil (grassroots) untuk tetap mencintai sepakbola, karena merekalah masa depan sepakbola Indonesia. Selain itu, di serial animasi ini juga diselipkan pendidikan tentang pembinaan usia dini melalui cerita salah satu tokoh, yaitu Dalijo, seorang pelatih sepakbola muda. Dalijo merupakan anak dari seorang mantan pemain timnas, oleh karena itu Dalijo pun sudah kenyang didikan ayahnya yang memang keras dan tegas dalam melatih sepakbola, terlebih lagi terhadap anaknya. Sehingga pada akhirnya Dalijo pun kapok untuk bermain sepakbola, trauma oleh didikan ayahnya sewaktu kecil. Namun kecintaan nya kepada sepakbola tidak bisa padam, dan dia memilih menjadi pelatih Sekolah Sepak Bola. Berperawakan tinggi, kurus. Bersifat sedikit tegas, dan keras kepala. Kreatif dan bersemangat, memakai kacamata karena rabun jauh dan sangat sayang kepada motor merah tua nya. Masuknya tokoh Dalijo yang berprofesi sebagai pelatih SSB ini pun dimaksudkan untuk menyindir masih banyaknya SSB dan pelatih-pelatih sepakbola yang masih salah dalam membina usia dini.
Memang sudah banyak sineas Indonesia yang mengangkat tema sepakbola dalam film-filmnya. Namun, kesemuanya boleh dibilang hanya menyentuh segmen remaja keatas. Lewat serial animasi Garuda Gemilang yang menyentuh segmen anak-anak, sebagaimana pentingnya pembinaan usia dini, Gaga Pangabean dan kawan-kawan berharap film animasi ini nantinya bisa memberi inspirasi untuk kebangkitan persepakbolaan Indonesia seperti halnya film animasi Jepang Kapten Tsubasa yang telah memberi inspirasi Timnas Jepang begitu hebatnya

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

2 komentar:

trimakasih telah berkunjung... jangan lupa mampir lagi ^_^

Posting Komentar

This Blog Dofollow

Twitter

Free SmS