KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi
Allah swt yang telah memberi rahmat kepada kita, shalawat serta salam
senantiasa kita hadiahkan kepada Nabi
besar Muhammad saw. Dengan mengucap Bismillahirrohmanirohim, penulis memperkenalkan
makalah ini dengan judul “hiv aids
Dalam
penyusunan makalah ini tidak terlepas dari dukungan orang tua. Penulis, Dan tak
lupa ucapan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan yang telah banyak
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Namun
demikian, penulis menyadari penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kritik, saran dan masukan yang membangun sangat penulis harapkan, agar bisa
menjadi masukan kedepannya bagi penulis.
Penyusun
Pengertian HIV AIDS
Acquired Immune Deficiency Syndrome
atau yang biasa kita kenal dengan istilah AIDS jika diartikan perkata seperti
dibawah ini :
- Acquired berarti Anda dapat terinfeksi dengannya
- Immune Deficiency berarti Melemahnya sistem kekebalan tubuh dalam melawan
penyakit. sedangkan,
- Sindrom berarti sekumpulan masalah kesehatan yang membentuk penyakit.
AIDS adalah sindrom berupa gejala dan infeksi yang muncul karena terinfeksi
virus HIV maupun virus sejenis seperti SIV, FIV yang menyerang dan
merusak sistem kekebalan tubuh manusia sehingga melemah dalam melawan penyakit.
Saat seseorang terinfeksi HIV sistem kekebalan tubuh akan mencoba melawan
infeksi dengan membentuk antibodi berupa molekul khusus yang seharusnya untuk
melawan HIV tetapi berbalik menyerang sistem kekebalan tubuh. Nah dari sini
dapat disimpulkan apa jadinnya ketika antibodi seharusnya menjadi pertahanan
dalam melawan penyakit tetapi berbalik menyerang dimana sistem kekebalan tubuh
seseorang tidak dapat lagi menjalankan fungsinya dalam memerangi infeksi dan
penyakit-penyakit, tentunya hal ini akan membuat tubuh menjadi lemah dan sangat
rentan terhadap infeksi oportunistik dan terkena penyakit HIV AIDS
serta penyakit lainnya
Untuk memastikan bahwa seseorang mengidap HIV positif maka perlu melakukan
tes darah untuk HIV yang ditujukan untuk mencari antibodi. Jika antibodi
ditemukan dalam darah hal itu menandakan bahwa seseorang terinfeksi HIV dan
orang yang memiliki antibodi HIV disebut HIV-positif
Perbedaan
HIV dan AIDS
Seperti
yang dijelaskan sebelumnya bahwa HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah
virus yang menyerang T-sel dalam sistem kekebalan tubuh atau virus yang
menginfeksi manusia dan akan menyebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh
dalam menjalankan fungsinya sedangkan AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome) adalah sindrom yang muncul dalam stadium lanjut infeksi HIV yang muncul
akibat menurunnya kekebalan tubuh dalam melawan penyakit, yang disebabkan
karena infeksi HIV.
Jadi sudah jelas bahwa HIV dan AIDS merupakan hal yang berbeda. HIV merujuk
kepada virus penyebabnya sedangkan AIDS adalah kondisi medis/penyakit yang
timbul sebagai akibat infeksi HIV.
Tapi perlu diketahui bahwa mengidap HIV-positif, atau memiliki penyakit HIV,
tidaklah sama dengan mengidap penyakit AIDS. Banyak orang yang mengidap
HIV-positif tetapi tidak mengalami sakit selama bertahun-tahun karena masa antara
infeksi HIV ke dalam tubuh seseorang dengan munculnya AIDS dapat berlangsung
sekitar 8 hingga 10 tahun.
Selama kurun waktu tersebut tubuh orang yang terinfeksi HIV positif bisa tampak
sehat, sama seperti orang dengan status HIV negatif. Tetapi meski demikian jika
kondisi itu dibiarkan maka secara perlahan-lahan sistem kekebalan tubuh akan
menurun dimana virus, parasit, jamur dan bakteri yang biasanya tidak
menimbulkan masalah akan dapat membuat seseorang menderita berbagai penyakit
saat sistem kekebalan tubuh rusak. Inilah yang disebut "infeksi
oportunistik" dimana tubuh sangat rentan terkena infeksi dan penyakit
Bagaimana
proses penularan HIV ?
Penularan
HIV tidaklah mudah karena ada beberapa hal yang harus terpenuhi dalam proses
penularannya sehingga HIV dapat menginfeksi seseorang, yaitu:
- Penularan HIV
memerlukan media yang cocok, menurut hasil penelitian ada empat cairan
tubuh yang sudah terbukti sangat berpotensi sebagai sumber media penularan
karena dapat mengandung HIV konsentrasi tinggi, seperti: darah, air mani,
cairan vagina dan ASI. Cairan tubuh lain, seperti: ludah, air mata, air
seni dan keringat bisa mengandung HIV juga, namun dalam konsentrasi rendah
dan belum atau tidak terbukti dapat berpotensi sebagai media yang cocok
untuk penularan HIV.
- Terjadinya
penularan HIV melalui jalur masuk yang tepat. HIV dapat masuk ke dalam
tubuh melalui tiga jalur, yaitu : hubungan seksual tanpa pengaman,
penggunaan jarum suntik bersama terutama yang telah digunakan oleh orang
yang sudah terinfeksi dan penularan dari ibu ke anak disaat hamil,
melahirkan dan proses menyusui
- Penularan HIV
juga memerlukan kondisi yang sesuai karena HIV merupakan jenis virus yang
sangat rapuh, merlukan kondisi khusus yang sesuai untuk dapat bertahan
hidup HIV seperti : bersuhu tubuh manusia, lembab, tidak ada kontak dengan
udara terbuka dan suasana asam-basa yang seimbang (netral). Sedangkan
kondisi lain yang dapat meningkatkan resiko penularan HIV adalah karena
adanya luka terbuka dan masih baru; terinfeksi penyakit seksual menular
dan tingginya konsentrasi HIV dalam media penularan, terutama pada periode
jendela diman HIV sudah masuk dalam tubuh namun hasil tes HIV negatif
karena antibodi belum terbentuk dan periode AIDS.
Pencegahan
Virus HIV
Pada
dasarnya untuk mencegah segala macam penyakit menular dapat dilakukan dengan
memutuskan mata rantai, Berikut ini adalah beberapa cara pencegahan virus HIV
supaya tidak terjangkit penyakit AIDS :
- Melakukan
hubungan Sex yang aman. Menurut saran medis, untuk mengurangi risiko
kemungkinan virus HIV dan penyakit seksual lainnya dapat dicegah dengan
kondom pria dan kondom wanita. Karena biasanya penyakit AIDS akan
ditularkan oleh seseorang yang terkena virus HIV.
- Penggunaan jarum
suntik bersama, Semaksimal mungkin gunakan jarum suntik yang baru untuk
menghindari virus HIV yang mungkin sudah mengontaminasi.
- Penularan dari
ibu dan anak juga bisa terjadi. Oleh karena itu, obat antiretrovirus,
bedah caesar, dan pemberian makanann formula akan membantu menurunkan
risiko HIV-AIDS.
Sampai
saat ini belum ada obat penyembuhan HIV-AIDS tetapi hanya memperlambat
perkembangan virus tersebut saja. Misalnya dengan penggunaan obat
anti-retrovirus dan vaksin serta pengobatan alternatif. Oleh karena itu, kita
pun perlu waspada terhadap penularan virus HIV yang bisa menyebabkan penyakit
AIDS.
Dalam
Kondisi apa HIV tidak menular ?
Seperti
disebutkan diatas bahwa penularan HIV harus memenuhi beberapa syarat dalam
penularannya dan perlu diketahui bahwa HIV tidak menular melalui hal-hal
berikut karena tidak memenuhi persyaratan media, jalur masuk dan kondisi di
atas:
- Kontak sosial,
seperti bersalaman, berpelukan, bersentuhan, berciuman.
- Makanan dan
penggunaan alat makan bersama
- Olah raga
- Penggunaan toilet
bersama
- Gigitan nyamuk
Pengertian
HIV
HIV
merupakan singkatan dari ’human immunodeficiency virus’. HIV merupakan
retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama
CD4 positive T-sel dan macrophages– komponen-komponen utama sistem kekebalan
sel), dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini
mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang
akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh.
Sistem kekebalan dianggap defisien ketika sistem tersebut tidak dapat lagi
menjalankan fungsinya memerangi infeksi dan penyakit- penyakit. Orang yang
kekebalan tubuhnya defisien (Immunodeficient) menjadi lebih rentan terhadap
berbagai ragam infeksi, yang sebagian besar jarang menjangkiti orang yang tidak
mengalami defisiensi kekebalan. Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan
defisiensi kekebalan yang parah dikenal sebagai “infeksi oportunistik” karena
infeksi-infeksi tersebut memanfaatkan sistem kekebalan tubuh yang melemah.
Pengertian
AIDS
AIDS
adalah singkatan dari ‘acquired immunodeficiency syndrome’ dan menggambarkan
berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan
tubuh. Infeksi HIV telah ditahbiskan sebagai penyebab AIDS. Tingkat HIV dalam
tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi
HIV telah berkembang menjadi AIDS.
Asal Usul
Penyakit AIDS
“Virus
HIV AIDS sebenarnya bukan berasal dari simpanse, tetapi ciptaan para ilmuwan
yang kemudian diselewengkan melalui rekayasa tertentu untuk memusnahkan etnis
tertentu.” (Jerry
D. Gray, Dosa-dosa Media Amerika – Mengungkap Fakta Tersembunyi Kejahatan Media
Barat, Ufuk Press 2006 h. 192).
Tulisan Allan
Cantwell, Jr. M.D. ini mengungkapakan rahasia asal-usul AIDS dan HIV, juga
bagaimana ilmuwan menghasilkan penyakit yang paling menakutkan kemudian
menutup-nutupinya.
Teori”
Monyet Hijau
1.Tidak
sedikit orang yang sudah mendengar teori bahwa AIDS adalah ciptaan manusia.
Menurut The New York Times yang terbit 29 Oktober 1990, tiga puluh persen
penduduk kulit hitam di New York City benar-benar percaya bahwa AIDS adalah
“senjata etnis” yang didesain di dalam laboratorium untuk menginfeksi dan
membunuh kalangan kulit hitam. Sebagian orang bahkan menganggap teori
konspirasi AIDS lebih bisa dipercaya dibandingkan teori monyet hijau Afrika
yang dilontarkan para pakar AIDS. Sebenarnya sejak tahun 1988 para peneliti
telah membuktikan bahwa teori monyet hijau tidaklah benar. Namun kebanyakan
edukator AIDS terus menyampaikan teori ini kepada publik hingga sekarang. Dalam
liputan-liputan media tahun 1999, teori monyet hijau telah digantikan dengan
teori simpanse di luar Afrika. Simpanse yang dikatakan merupakan asal-usul
penyakit AIDS ini telah diterima sepenuhnya oleh komunitas ilmiah.
2. “Pohon
keturunan” filogenetik virus primata (yang hanya dipahami segelintir orang
saja) ditampilkan untuk membuktikan bahwa HIV diturunkan dari virus primata
yang berdiam di semak Afrika. Analisis data genetika virus ditunjukkan melalui
“supercomputer” di Los Alamos, Mexico, menunjukkan bahwa HIV telah “melompati
spesies’, dari simpanse ke manusia sekitar tahun 1930 di Afrika.
Eksperimen
Hepatitis B Pra-AIDS kepada Pria Gay (1978-1981)
Ribuan pria
gay mendaftar sebagai manusia percobaan untuk eksperimen vaksin hepatitis B
yang “disponsori pemerintah AS” di New York, Los Angeles, dan San Fransisco.
Setelah beberapa tahun, kota-kota tersebut menjadi pusat sindrom defisiensi
kekebalan terkait gay, yang belakangan dikenal dengan AIDS. Di awal 1970-an,
vaksin hepatitis B dikembangkan di dalam tubuh simpanse. Sekarang hewan ini
dipercaya sebagai asal-usul berevolusinya HIV. Banyak orang masih merasa takut
mendapat vaksin hepatitis B lantaran asalnya yang terkait dengan pria gay dan
AIDS. Para dokter senior masih bisa ingat bahwa eksperimen vaksin hepatitis
awalnya dibuat dari kumpulan serum darah para homoseksual yang terinfeksi
hepatitis.
Kemungkinan
besar HIV “masuk” ke dalam tubuh pria gay selama uji coba vaksin ini. Ketika
itu, ribuan homoseksual diinjeksi di New York pada awal 1978 dan di kota-kota
pesisir barat sekitar tahun 1980-1981.
Apakah jenis
virus yang terkontaminasi dalam program vaksin ini yang menyebabkan AIDS?
Bagaimana dengan program WHO di Afrika? Bukti kuat menunjukkan bahwa AIDS
berkembang tak lama setelah program vaksin ini. AIDS merebak pertama kali di
kalangan gay New York City pada tahun 1979, beberapa bulan setelah eksperimen
dimulai di Manhattan. Ada fakta yang cukup mengejutkan dan secara statistik
sangat signifikan, bahwa 20% pria gay yang menjadi sukarelawan eksperimen
hepatitis B di New York diketahui mengidap HIV positif pada tahun 1980 (setahun
sebelum AIDS menjadi penyakit “resmi’). Ini menunjukkan bahwa pria Manhattan
memiliki kejadian HIV tertinggi dibandingkan tempat lainnya di dunia, termasuk
Afrika, yang dianggap sebagai tempat kelahiran HIV dan AIDS. Fakta lain yang juga
menghebohkan adalah bahwa kasus AIDS di Afrika yang dapat dibuktikan baru
muncul setelah tahun 1982. Sejumlah peneliti yakin bahwa eksperimen vaksin
inilah yang berfungsi sebagai saluran tempat “berjangkitnya” HIV ke populasi
gay di Amerika. Namun hingga sekarang para ilmuwan AIDS mengecilkan koneksi
apapun antara AIDS dengan vaksin tersebut.
Umum
diketahui bahwa di Afrika, AIDS berjangkit pada orang heteroseksual, sementara
di Amerika Serikat AIDS hanya berjangkit pada kalangan pria gay. Meskipun pada
awalnya diberitahukan kepada publik bahwa “tak seorang pun kebal AIDS”,
faktanya hingga sekarang ini (20 tahun setelah kasus pertama AIDS), 80% kasus
AIDS baru di Amerika Serikat berjangkit pada pria gay, pecandu narkotika, dan
pasangan seksual mereka. Mengapa demikian? Tentunya HIV tidak mendiskriminasi
preferensi seksual atau ras tertentu. Apakah benar demikian?
Keserupaan
dengan FLU Burung
Di
pertengahan tahun 1990-an, para ahli biologi berhasil mengidentifikasi
setidaknya 8 subtipe (strain) HIV yang menginfeksi berbagai orang di seluruh
dunia. Telah terbukti, strain B adalah strain pra dominan yang menginfeksi gay
di AS. Strain HIV ini lebih cenderung menginfeksi jaringan rektum, itu sebabnya
para gay yang cenderung menderita AIDS dibandingkan non-gay
Sebaliknya,
Strain HIV yang umum dijumpai di Afrika cenderung menginfeksi vagina dan sel
serviks (leher rahim), sebagaimana kulup penis pria. Itu sebabnya, di Afrika,
HIV cenderung berjangkit pada kalangan heteroseksual.
Para pakar
AIDS telah memeberitahukan bahawa AIDS Amerika berasal dari Afrika, padahal
Strain HIV yang umum dijumpai di kalangan pria gay nyaris tak pernah terlihat
di Afrika! Bagaimana bisa demikian? Apakah sebagian Strain HIV direkayasa agar
mudah beradaptasi ke sel yang cenderung menginfeksi kelamin gay?
Telah
diketahui, pria ilmuwan SCVP (Special Virus Cancer Program) mampu mengadaptasi
retrovirus tertentu agar menginfeksi jenis sel tertentu. Tak kurang sejak tahun
1970, para ilmuwan perang biologis telah belajar mendesain agen-agen (khususnya
virus) tertentu yang bisa menginfeksi dan menyerang sel kelompok rasial
“tertentu”. Setidaknya tahun 1997, Stephen O’Brien dan Michael Dean dari
Laboratorium Keanekaragaman Genom di National Cancer Institute menunjukkan
bahwa satu dari sepuluh orang kulit putih memiliki gen resisten-AIDS, sementara
orang kulit hitam Afrika tidak memiliki gen semacam itu sama sekali.
Kelihatannya, AIDS semakin merupakan “virus buatan manusia yang menyerang ras
tertentu” dibandingkan peristiwa alamiah.
Berkat
bantuan media Amerika, virus ini menyebar ke jutaan orang tertentu di seluruh
dunia sebelum segelintir orang mulai waspada akan kejahatan di balik penciptaan
virus ini. Di tahun 1981, pejabat kesehatan memastikan “masyarakat umum” bahwa
tak ada yang perlu dikhawatirkan. “AIDS adalah penyakit gay” adalah jargon yang
sering dikumandangkan media.
Setidaknya
tahun 1987, Robert Gallo memberitahu reporter Playboy, David Black, “Saya
pribadi belum pernah menemukan satu kasus pun (di Amerika) dimana pria terkena
virus (AIDS) dari seorang wanita melalui hubungan intim heteroseksual .” Gallo
melanjutkan, “AIDS tak akan menjadi bahaya yang tak bisa teratasi bagi
masyarakat umum.” Apakah ini sekedar spekulasi ataukah Gallo mengetahui sesuatu
yang tidak ia ceritakan?
Tahapan-tahapan
HIV menjadi AIDS
memiliki gejala-gejala sebagai berikut:
- Tahap
awal infeksi HIV, gejalanya mirip influenza
(demam, rasa lemah, lesu, sendi terasa nyeri, batuk, nyeri tenggorokan,
dan pembesaran kelenjar). Gejala ini biasanya hanya berlangsung beberapa hari
atau beberapa minggu saja, lalu hilang dengan sendirinya.
- Tahap
tanpa gejala,
meskipun ia tidak menunjukkan gejala, tetapi pada tes darah ditemukan
antibodi HIV dan disebut HIV+. Masa ini dapat berlangsung bertahun-tahun
(5-7) tahun.
- Tahap
ARC (AIDS Related Complex),muncul gejala-gejala
AIDS. ARC adalah istilah bila didapati dua atau lebih gejala yang
berlangsung selama tiga bulan atau lebih, yaitu demam disertai keringat
malam, penurunan berat badan lebih dari 10%, kelemahan tubuh yang
mengganggu aktivitas sehari-hari, pembesaran kelenjar secara lebih luas,
diare (mencret) berkala atau terus-menerus dalam waktu lama tanpa sebab
yang jelas, batuk dan sesak napas lebih dari satu bulan, kulit gatal dan
bercak-bercak merah kebiruan, sakit tenggorokan dan pendarahan yang tak
jelas sebabnya.
- Tahap
AIDS,
muncul infeksi lain yang berbahaya (TBC, jamur, dan lain-lain) karena
kekebalan tubuh telah demikian rusak, yang disebut infeksi oportunistik.
Disamping itu, dapat terjadi kanker kulit dan kanker kelenjar getah
bening.
- Tahap
gangguan otak (susunan saraf pusat), pada tahap ini
dapat mengakibatkan kematian sel otak dan gangguan mental. Gangguan mental
yang terjadi berupa demensia (gangguan daya ingat), penurunan kesadaran,
gangguan psikotik, depresi, dan gangguan saraf lainnya.